TAPUT – Beberapa warga Desa Tarutung Pea, Kecamatan
Tarutung, Taput, memerotes penutupan jalan alternatif dari Jalan
Ferdinand Lumbantobing menuju Pasar Tarutung. Sejumlah anak-anak dari
warga Tarutung Pea membawa kardus tempat uang dengan membawa poster
bertuliskan protes kepada Pemkab Taput.
Warga Tarutung Pea yang mayoritas merupakan pedagang di pasar
Tarutung dan juga di lokasi jalan alternatif merasa keberatan karena
menurut mereka penutupan itu akan membuat mereka kesulitan berdagang.
Alasannya, pengunjung tidak akan ada lagi yang lewat dari jalan
tersebut. Warga Tarutung Pea bahkan menilai jika tetap penutupan jalan
alternatif tersebut dipaksakan, maka akan menjadi kado Natal yang paling
buruk dari Pemkab Taput.
Pantauan METRO, warga Tarutung Pea didampingi organisasi Masyarakat
Pancasila Indonesia Taput terus melakukan perlawanan dengan melakukan
penggalangan dana di Jalan Ferdinand Lumbantobing. Sejumlah anak-anak
dari warga Tarutung Pea membawa kardus tempat uang dengan membawa poster
bertuliskan.
‘Kami mendukung pemerintah yang menggusur kemiskinan bukan menggusur
orang miskin. Pemaksaan penutupan jalan pasar Tarutung adalah kado Natal
yang buruk dari Pemkab Taput.’
Sekretaris Masyarakat Pancasila Indonesia (MPI) Tapanuli Utara Frans
Manalu kepada METRO mengatakan, meskipun masyarakat Tarutung Pea terus
melakukan perlawanan dengan menolak penutupan jalan alternatif tersebut,
namun Pemkab Taput dalam hal ini Dinas Pasar dan Kebersihan tetap
bersikukuh untuk terus melanjutkan pembangunan.
”Sampai sejauh ini belum ada titik terang antara warga dengan
pemerintah. Karena warga Tarutung Pea tetap menolak penutupan jalan itu.
Sedangkan pemerintah mengatakan akan membangunnya,” katanya.
M Simorangkir (50) warga Desa Tarutung Pea menyebutkan, apabila jalan
alternatif tersebut ditutup, maka sedikitnya 100 KK akan mengalami
kerugian. Sebab jalan terebut merupakan pintu masuk keluar masuk bagi
pembeli untuk berbelanja.
“Usaha kami akan tutup total dan bahkan akan beralih profesi. Kami
tidak mau, sebab itu sama dengan pembunuhan mata pencaharian masyarakat
kecil,” sebutnya.
Selain itu, katanya, sebidang tanah yang sekarang menjadi jalan
alternatif tersebut diserahkan masyarakat kepada pemerintah untuk
dijadikan jalan dan perluasan pasar. Dimasa kepemimpinan Bupati Lundu
Panjaitan sekira 20 tahun silam dengan jelas disepakati adanya
pembebasan jalan dari Dusun Tarutung Pea menuju pasar.
“Untuk itu, kami tidak mau jalan ini ditutup, sampai titik darah
penghabisan kami siap mempertahankan ini. Seharusnya, Pemkab bertindak
selektif dan objektif untuk melindungi keperluan masyarakat khususnya
masyarakat kecil,” sebutnya.
Bidang Pengelola Pasar UPT Pasar Tarutung Jujur Lumbantobing
mengatakan, penutupan jalan tersebut merupakan kebijakan tepat demi
menjaga keamanan sekaligus menghindari kemacetan arus lalulintas di
sepanjang Jalan HKI khususnya pada hari pekan.
“Mengingat Jalan HKI selalu macet dan rawan kecelakaan, dengan
terpaksa akses jalan Tarutung Pea akan ditutup dengan tembok. Kita akan
komit dan konsekuen untuk melakukan penutupan jalan dimaksud. Sebab
pekerjaan itu telah dilelangkan untuk dikerjakan,” kata Jujur
Lumbantobing, Kamis (13/12).
“Tidak ada alasan untuk dipending. Itu bertujuan untuk menjaga
keselamatan pengguna jalan di FL Lumbantobing, yang pada hari pekan
selalu macet. Dan menjaga keamanan pasar seperti peristiwa aksi maling.
Kita telah tetapkan satu pintu masuk dan keluar. Solusi dan
alternatif tetap akan kita pikirkan. Yang jelas penutupan akan kita
laksanakan sebelum 31 Desember ini,” jelasnya.
(Cr-02)
Sumber : Metro Siantar